
KOTA MOJOKERTO - Sebagai salah satu bentuk keseriusan KPU Kota Mojokerto mempersiapkan penyelenggaraan Pemilu dan Pemilihan Serentak 2024, KPU kembali menggelar Podcast dengan tema “Soliditas dan Komitmen GP Ansor Kota Mojokerto Dalam Menyongsong Pemilu Dan Pemilihan Serentak Tahun 2024, Jum’at (12/11). Acara yang disiarkan secara live melalui laman facebook “KPU Kota Mojokerto” sejak pukul 14.00 WIB menghadirkan Ahmad Syaifulloh, Ketua PC GP Ansor Kota Mojokerto sebagai narasumber, sedangkan Muhammad Awaludin Zahroni, Divisi Sosdiklih Parmas dan SDM KPU Kota Mojokerto bertindak sebagai pembawa acara sekaligus moderator. Dalam podcast kali ini, Roni membuka obrolan dengan menyampaikan berbagai tantangan penyelenggaraan Pemilu dan Pemilihan Serentak 2024. Menanggapi hal tersebut, Gus Ipung, panggilan akrab Ahmad Syaifulloh, menyampaikan bahwa Ansor secara historis hingga kini tetap mengacu kepada spirit muaziz atau semangat para pendahulu yang muaranya adalah kepada kemaslahatan dan kemanfaatan tak terkecuali bidang politik. “Ansor itu dibawah naungan NU, dan NU dalam perjalanan sejarahnya pernah terlibat politik praktis pada Pemilu 1955 setelah memisahkan diri dari Masyumi, jadi secara historis NU pernah berjuang melalui politik praktis.” Jelas Ipung. Meskipun saat ini NU sudah kembali menjadi ormas, baik NU maupun Ansor tetap berkomitmen menjunjung tinggi nilai demokrasi dengan memberikan edukasi kepada masyarakat luas. Ketika ada stiqma ormas cendenrung berafiliasi pada parpol tertentu, pihaknya menganggap itu sebagai sesuatu yang wajar karena baik NU maupun Ansor merupakan “rumah besar” bagi siapapun yang mendukung NKRI sebagai sesuatu yang final sebagaimana diajarkan para pendahulu. “Kalau ada bermacam pilihan politik praktis itu sepenuhnya menjadi hak pribadi masing-masing, tapi pilihan itu tidak bisa distigma pada ormas tertentu termasuk Ansor, yang terpenting muaranya adalah kemantafaat bagi NKRI.” pungkas Ipung menjawab sepak terjang kader Ansor didunia politik. Terkait dengan peran Ansor pada Pemilu mendatang, Ipung menjelaskan jika GP Ansor menyadari betul tantangan penyelenggaraan Pemilu dan Pemilihan Serentak 2024. Oleh karena itu Ansor sebagai salah satu wadah pengembangan diri bagi anggota dan kader, maka Ansor tidak mendorong kepada para anggota dan kader untuk berperan aktif tidak saja sebagai “peserta” melainkan juga sebagai penyelenggara dengan mengisi pos-pos penyelenggara adhoc mulai dari KPPS hingga PPK. “Sebagai distributor calon pemimpin, setidaknya ada 60 persenan kader yang juga siap menjadi penyelenggara Pemilu mendatang, ujar Ipung. (sam)